Setiap pasangan yang sudah menikah pasti mendambakan hadirnya seorang anak di rumah tangganya, namun pula ada pasangan yang terus menunda-nunda untuk mempunyai anak. padahal tindakan tersebut akan mengganggu untuk proses punya anak ke depannya, oleh karena itu jika pengin punya anak sebaiknya jang menunda terlalu lama, karena akan mengganggu kesuburan. Sehingga mengakibatkan terjadinya kemandul atau mengalami masalah infertilitas.
Namun demikian, anda tidak perlu khawati atau putus, karena masih Ada Beberapa cara atau metode khusus untuk membantu pasangan tidak subur bisa memperoleh kesempatan untuk memiliki keturunan, diantaranya sebagai berikut:
1. Fertilisasi In-Vitro
Inti dari metode Fertilisasi In-Vitro ini adalah menyatukan sperma dan sel telur bersama di luar tubuh. Sejak “bayi tabung” pertama berhasil melalui fertilisasi in-vitro (IVF) pada tahun 1978, metode bantuan kehamilan ini banyak digunakan. IVF dilakukan jika tuba falopii tersumbat atau jika penyebab ketidaksuburan tidak dapat ditemukan atau diobati.
Metode IVF melibatkan pengambilan telur dari ovarium. Telur dimatangkan secara artifisial dengan hormon sehingga lebih dari satu telur untuk dibuahi dan meningkatkan peluang keberhasilan. Telur kemudian dicampur dengan sperma suami sang wanita, atau seorang pendonor, dan di inkubasi pada suhu tubuh selama 48 jam.
Setelah inkubasi, telur yang telah dibuahi dimasukkan ke dalam uterus wanita melalui vagina menggunakan pipa kecil. Sel telur disuntikkan langsung ke dalam uterus wanita dengan pipa tipis yang melewati vagina dan serviks. Metode ini dianggap berhasil jika salah satu telur atau lebih tertanam di dalam dinding uterus. Perkembangan selanjutnya diharapkan dapat terjadi jika telur telah berimplantasi. IVF membuahkan kehamilan sekitar 15 %.
2. Suntikan Sperma Intrasitoplasma
Metode ini adalah versi lanjut dari IVF, suntikan sperma intrasito-plasma (ICSI – Intracytoplasmic Sperm Injection) dapat digunakan pada ketidaksuburan pria jika teknik bantuan konvensional tidak berhasil. Sel sperma disuntikkan langsung ke sel telur matang dilaboratorium. tindakan ini sangat rumit dan melibatkan penggunaan alat-alat mikro di bawah mikrosop. Tingkat keberhasilan adalah 10-15 % dalam satu siklus menstruasi, dan hanya satu embrio yang bisa berkembang.
3. PLI (Paternal Leukocyte Immunization)
Metode ini dikenal juga dengan Imunisasi Lekosit Suami (ILS) merupakan terapi yang diberikan untuk menurunkan antibodi sperma pada wanita yang memiliki antibodi sperma suami yang berlebihan. Antibodi sperma yang berlebihan menyulitkan sperma untuk sampai ke sel telur karena selalu ditolak dan menjadi tidak berfungsi, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan dan kehamilan.
Setiap wanita yang sudah pernah terpapar sperma memang memiliki antibodi terhadap sperma suaminya, namun pada beberapa wanita antibodi tersebut bereaksi secara berlebihan. Penyebabnya sama dengan orang yang alergi, masing-masing orang memiliki respons yang berbeda, tergantung individunya. Wanita dengan antibodi sperma tinggi akan memberikan reaksi berlebihan pada protein pada sperma, sehingga sperma ditolak dan menjadi tidak berfungsi.
Metode dengan menyuntikkan sel darah putih suami ke bawah kulit istri. Ini bertujuan untuk menurunkan antibodi sperma istri sehingga bisa ditoleransi oleh tubuh dan memungkinkan terjadinya pembuahan.Pemberian terapi minimal 3 kali dengan jarak 3 minggu. Serum yang berisi sel darah putih suami akan disuntikkan di bagian bawah kulit ibu.
Setelah terapi, pasien disarankan untuk melakukan penilaian ulang uji imunoandrologi. Bila hasilnya telah mencapai batas normal maka tidak perlu dilakukan terapi kembali. Jika belum, dapat dilakukan terapi ulangan hingga mencapai batas normal.
Ketiga metode di atas bagaimanapun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, jadi menjaga kesuburan sejak dini adalah penting bagi anda
khususnya yang belum dan akan menikah. Simak disini tips menjaga kesuburan yang sehat dan bermanfaat. Untuk Informasi Lainnya Anda bisa klik di sini
Metode dengan menyuntikkan sel darah putih suami ke bawah kulit istri. Ini bertujuan untuk menurunkan antibodi sperma istri sehingga bisa ditoleransi oleh tubuh dan memungkinkan terjadinya pembuahan.Pemberian terapi minimal 3 kali dengan jarak 3 minggu. Serum yang berisi sel darah putih suami akan disuntikkan di bagian bawah kulit ibu.
Setelah terapi, pasien disarankan untuk melakukan penilaian ulang uji imunoandrologi. Bila hasilnya telah mencapai batas normal maka tidak perlu dilakukan terapi kembali. Jika belum, dapat dilakukan terapi ulangan hingga mencapai batas normal.
Ketiga metode di atas bagaimanapun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, jadi menjaga kesuburan sejak dini adalah penting bagi anda
khususnya yang belum dan akan menikah. Simak disini tips menjaga kesuburan yang sehat dan bermanfaat. Untuk Informasi Lainnya Anda bisa klik di sini