1

1 Apr 2015

Gimana Serunya Seks Habis Bertengkar

Banyak pasangan justru terangsang untuk melakukan hubungan seks setelah bertengkar. Hal tersebut sesuai dengan hasil polling yang dilakukan www.queendom.com, di mana 60% responden wanita mengakui bahwa mereka kerap melakukan hubungan seks dengan pasangan setelah bertengkar. Lebih dari setengahnya bahkan mengakui, mereka sangat menikmati hubungan seks 'pascaperang' ini. Hanya 26% yang tidak menyukainya, sementara 8,25% mengaku melakukannya tapi tidak menikmati. Sisanya mengaku tidak pernah bertengkar dengan pasangan.

Ajang rekonsiliasi
Diane Andoscia Urso, psikolog dan konsultan perkawinan di New York, Amerika Serikat menjelaskan, sebenarnya 'make up sex' bisa dijadikan ajang gencatan senjata. Karena, istilah make up bisa diartikan pula sebagai rekonsiliasi.  “Make up sex mungkin bukan solusi untuk menyelesaikan masalah, tapi kehidupan seks yang baik bisa menyingkirkan ganjalan-ganjalan yang terjadi di dalam perkawinan,” urainya.

Keintiman yang terjadi selama dan setelah bercinta membuat Anda dan pasangan akan mampu membuka dan memperlancar komunikasi. Seperti yang terjadi pada Nita dan Ronny, yang mengaku sama-sama bisa tersenyum lebar lagi setelah bercinta, padahal sebelumnya mereka bertengkar cukup parah. Akibatnya, perbincangan untuk mencari solusi masalah pun lebih mudah dilakukan.

Bahkan, kata Diane, dalam hitungan menit masalah yang tadinya ruwet bisa diselesaikan tanpa Anda harus meninggalkan kamar tidur. Pasalnya, hormon endorfin yang diproduksi saat kita mencapai orgasme membantu kita untuk relaks, sehingga  Anda dan pasangan pun bisa berkomunikasi dengan hati dan kepala dingin tanpa mendahulukan emosi. Double strike! Puas di tempat tidur, lega di hati.

Masih kata Diane, Anda juga bisa memanfaatkan ajang bercinta pasca pertengkaran ini sebagai variasi di sela-sela seks normal. Tentu dengan catatan bahwa kedua pihak saling menikmati. Satu hal lagi, jangan sampai setelah merasakan kenikmatan ekstra ini, Anda atau pasangan malah jadi sering berantem, sekadar untuk memicu gairah seks.

Menurut psikolog Ratih Ibrahim, idealnya sih, sebelum melakukan hubungan seks, pertengkaran sebaiknya sudah diselesaikan. Tapi, untuk jenis-jenis pertengkaran kecil yang biasanya akan selesai dengan sendirinya, hal itu bisa dikecualikan. Misalnya, perdebatan soal memilih sekolah untuk anak, atau soal asisten rumah tangga yang suka telat mikir. Tapi, untuk masalah-masalah besar, misalnya kecurigaan Anda bahwa pasangan mempunyai hubungan khusus dengan wanita lain, maka hal tersebut harus dituntaskan terlebih dahulu. Kalau suasana hati Anda belum sreg  menerima ajakan suami untuk berhubungan seks, Anda berhak menolaknya. Karena, komunikasi yang baik antara Anda dan pasangan tetap menjadi kunci kebahagian perkawinan, baik di luar maupun di dalam kamar tidur.